Thursday, March 19, 2009

JADILAH PENDENGAR YANG BAIK

Ketika hati sedang gundah, dibutuhkan seseorang yang penuh perhatian.
Mungkin tidak bisa memberikan solusi, tapi minimal mau mendengarkan.
Tidak langsung mengeluarkan dalil-dalil yang penuh larangan, tanpa memahami inti permasalahan.

http://kokonata.multiply.com/journal/item/301/Kebutuhan_Cinta_Aktivis_Dakwah

Sunday, March 01, 2009

SALAH SATU YANG HARUS DILAKUKAN SEBELUM MATI

Dalam suatu majelis Ta'lim yang dihadiri oleh para mujahidah, sang madrosah pendidik generasi, diadakan sesi ta'aruf untuk saling mengenal. Masing-masing memperkenalkan diri.

"Ana fulanah, hafidzoh, seorang dokter"

"Ana fulanah, hafidzoh, seorang guru"

"Ana fulanah, hafidzoh, seorang psikolog"

Kejujuran mereka tidak diragukan. Mereka hidup dalam ikatan ukhuwah yang erat, yang satu mengingatkan yang lain.

"Ana fulanah, hafal 20 juz, seorang bidan"

"Ana fulanah, hafal 18 juz, seorang profesor"

Kemudian sang pembimbing majelis ta'lim tersebut bertanya kepada para mujahidah yang belum hafidz : "Berapa umur antunna sekarang?"

Jawaban mereka berbeda-beda. rata-rata adalah 40 tahun.

"Apa yang telah kalian lakukan selama 30 tahun ini yang menyebabkan kalian belum hafidz?"

Deg.....

Para mujahidah yang belum hafidz tertunduk malu. Jikalau di dekat mereka ada ember, ingin rasanya mereka gunakan ember itu untuk menutup muka mereka karena tak tahan menanggung malu. Mereka tahu dan sadar, bahwa perkataan sang pembimbing tidak ditujukan untuk mempermalukan, tapi untuk mengingatkan betapa pentingnya menghafal Qur'an, karena itu merupakan salah satu dasar untuk bisa tetap istiqomah dalam menghadapi berbagai macam ujian, goncangan yang akan mereka hadapi ke depan. Karena musuh mereka tidaklah pernah lengah. Mereka, para musuh itu hanya bisa dikalahkan oleh keimanan yang telah ditopang oleh pemahaman terhadap Al-Qur'an yang sudah terpatri kuat dalam hati. Pemahaman tersebut tidak dapat diraih jika tiada hafalan yang penuh terhadap isinya.

Dalam perjalanan pulang, seorang mujahidah yang belum hafal Qur'an berfikir. Masih untung hal itu ditanyakan disini, di dunia ini, sehingga masih ada kesempatan untuk mengejar ketertinggalannya. Bagaimana jika pertanyaan itu diajukan disana? Di alam kubur? Apa jawaban yang akan mereka berikan kepada malaikat Munkar dan Nakir?
Di dunia ini ada seribu satu alasan bagi mereka yang menganggap menghafal Qur'an bukanlah sesuatu yang penting. Tapi bisakah alasan itu digunakan di sana?